Setelah gempa yang berlangsung di Jepang serta di susul dengan terjangan tsunami yang meluluh lantahkan sebagian kota di Jepang, saat ini Jepang hadapi permasalahan baru yakni ancaman ledakan nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang bocor serta sistem pendinginan yang bermasalah.
Kenapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bisa mengakibatkan bahaya Radiasi?! Radiasi Nuklir yaitu perambatan gelombang elektromaknetik yang disebabkan karena terjadinya sistem reaksi inti atom.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang di beritakan menggunakan bahan bakarnya Uranium 235, sudah pasti bakal mengeluarkan radiasi nuklir terus-menerus dengan saat yang sangat lama serta hal semacam ini akan membahayakan jiwa manusia apabila tak dikontrol dengan baik.
Uranium 235 sebagai bahan bakar PLTN yaitu sejenis zat radioaktif yang diketahui oleh Arthur Jeffrey pada th. 1935, serta zat radioaktif ini memiliki waktu paruh (half life) selama 700 juta th. serta mengeluarkan energy sebesar 202, 5 MeV. Berarti, besaran radiasi yang dipancarkan oleh uranium 235 akan menyusut separuhnya tiap-tiap 700 juta th. dst.
Hingga radiasi yang dipancarkan uranium ini habis dimakan waktu. Bilamana radiasi nuklir ini ber-interaksi pada tubuh manusia serta terjadi sistem ionisasi, jadi bagian badan yang terkena radiasi itu akan menyebabkan effek biologis yang bisa membunuh jaringan beberapa sel yang ada di dalam tubuh.
Satuan dosis untuk mengukur besaran paparan radiasi yang banyak dipakai yaitu Sievert (Sv), The sievert (symbol : Sv) is the SI derived unit of dose equivalent. It attempts to quantitatively evaluate the biological effects of ionizing radiation as opposed to the physical aspects. 1 Sv = 1000 mSv (milli Sieverts) = 1, 000, 000 μSv (micro Sieverts) = 100 rem = 100, 000 m rem (milli rem) , juga sebagai contoh ; dosis yang diizinkan untuk penambang uranium yaitu 1 m Sv dalam setahun. Berarti, dosis yang di terima si penambang uranium adalah dosis akumulasi dalam setahun cuma sebesar 1m Sv serta bukan dosis yang di terima sekaligus. Bahaya radiasi dapat pula beresiko pada dampak somatic serta dampak genetic bergantung dari beberapa sel mana saja yang terkena radiasi.
Skema PLTN/sumber : http :// reactor. engr. wisc. edu Prinsip kerja PLTN nyaris sama dengan Pembangkit Listrik Konvensional (PLK), bedanya cuma panas yang dipakai untuk menghasilkan uap tak dihasilkan dari pembakaran minyak atau batu bara, walau demikian dihasilkan dari reaksi pembelahan inti atom uranium 235 didalam satu reaktor nuklir.
Lalu tenaga panas yang dihasilkan dari sistem fisi inti atom itu dipakai memanasi air untuk menghasilkan uap didalam system pembangkit uap (Steam Generator) serta setelah itu uap itu dipakai untuk menggerakkan turbin generator juga sebagai pembangkit tenaga listrik seperti diilustrasikan pada gambar diatas.
Karena radiasi yang dihasilkan dalam sistem pemisahan inti atom atau fisi nuklir bisa membahayakan lingkungan di sekitar reaktor, jadi dibutuhkan suatu pelindung di sekitar reaktor nuklir supaya radiasi dari zat radioaktif didalam reaktor tak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor.
Dan perisai yang dipakai umumnya yaitu dinding beton. Sebagai permasalahan di PLTN Fukushima-Jepang yaitu perisai beton yang dipakai sebagai pelindung penyebaran radiasi itu dilaporkan retak/bocor disebabkan gempa, serta ada rusaknya pada sistem pendinginan hingga di kuatirkan panas yang terlalu berlebih akan mengakibatkan kerusakan tabung reaktor nuklir serta sudah pasti bakal mengeluarkan radiasi nuklir yang sangat besar serta membahayakan jiwa manusia.
Mudah-mudahan saja beberapa ahli nuklir bisa segera menangani ancaman dari ledakan inti reaktor atom, hingga tak menyebabkan korban-korban baru lagi disebabkan PLTN yang lagi tengah bermasalah.
Sumber : http :// www. kompasiana. com/r. w./awas-ancaman-bahaya-radiasi-nuklir_55009aaaa333118d73511291
0 komentar:
Posting Komentar