Seringkali kasus depresi tersebut dapat berujung tragis dengan bunuh diri.
1. Putus Asa
Mereka yang terlihat putus asa dan pesimis dalam menjalani masa depan bisa jadi merupakan suatu tanda dari perilaku depresi dan beresiko untuk bunuh diri. Perasaan putus asa tersebut bila dibiarkan dapat berlanjut menjadi keinginan untuk bunuh diri.
2. remaja dan orang dewasa.
Namun ucapan seperti: "sepertinya tidak ada orang yang akan merindukan saya jika saya meninggal" atau "tidak ada lagi yang peduli dengan saya", mengindikasikan kecendrungan kuat untuk resiko bunuh diri.
Jika ada orang-orang terdekat Anda yang mengalami hal ini, berikanlah dukungan atau cari bantuan medis profesional
3. Menyakiti diri sendiri
Sering menyakiti diri sendiri, termasuk melukai diri atau membenturkan diri merupakan salah satu indikasi orang melakukan bunuh diri.
Namun bukan berarti setiap individu yang menyakiti dirinya sendiri pasti akan bunuh diri.
Tapi alangkah baiknya jika orang yang memiliki kecenderungan seperti itu diberikan dukungan.
4. Perasaan hampa atau kehilangan
Perasaan hampa atau kehilangan dapat berasal dari berbagai faktor yang berbeda.
Bisa karena perasaan ditinggalkan orang terkasih, kehilangan keluarga atau teman terdekat untuk selamanya atau merasa terisolasi.
Bagaimana Hukum Bunuh Diri menurut Islam?
bunuhdiri ialah suatu tindakan yang biasanya diyakini oleh pelakunya untuk mengakhiri hidup. Pelaku bunuh diri beranggapan bahwa, bunuh dirilah pilihan terbaik untuk akhiri penderitaan yang sedang mereka alami. Biasanya, pelaku bunuh diri itu dikarenakan adanya depresi. Baik itu karena keadaan ekonomi, sosial, politik dan masih banyak lagi. Lalu, bagaimana menurut pandangan Islam?
Hidup dan mati itu ada di tangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang Allah SWT. Maka Islam melarang orang melakukan pembunuhan, baik terhadap orang lain (kecuali dengan alasan yang dibenarkan oleh agama) maupun terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dengan alasan apapun.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,” (QS. an-Nisa: 29).
Apapun alasan dan caranya membunuh diri hukumnya adalah syirik. Sedangkan pelaku syirik tidak akan diampuni dosanya oleh Allah, bahkan kekal disiksa dalam api neraka. Bunuh diri dengan cara meminum racun, gantung diri, terjun bebas, melukai diri, atau dengan bom dan seterusnya adalah sama saja hukumnya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya,” (QS. an-Nisa: 116).
Islam tidak mengenal dan mengajarkan bunuh diri. Ajaran bunuh diri hanya dikenal dalam ajaran shinto dari Jepang yang dilakukan para samurai yang gagal melaksanakan misinya (harakiri), juga oleh tentara nippon melawan musuhnya dengan jibaku (menabrakkan pesawat tempur ke kapal musuh). Dalam agama shinto diajarkan bahwa pelaku bunuh diri demi membela keyakinan akan masuk nirwana (syurga).
Rasulullah SAW menerangkan begitu mengerikannya pelaku yang melakukan bunuh diri di akhirat kelak. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya,” (HR. Muslim).
Maka dari itu, kita selaku umat Muslim yang memiliki pedoman hidup yakni al-Qur’an dan hadits, haruslah bisa mengendalikan diri kita agar tidak melakukan hal yang dilarang itu. Apabila depresi dalam mengahadapi masalah dunia ini melanda kita, maka yakinkan diri kita bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya berada dalam kesulitan. Kita harus yakin bahwa segala masalah yang kita hadapi merupakan ujian dari Allah. Dan Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita. [islampos.com/makassar.tribunnews.com]
0 komentar:
Posting Komentar